selamat datang

Kamis, 01 Desember 2011

Indonesia Perkuat Kemitraan Global untuk Hadapi Cyber Crime


Kalangan pejabat di jajaran Kementerian Pertahanan pekan ini menyatakan komitmennya, untuk meningkatkan kemitraan global dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman kejahatan dunia maya (cyber crime).

Kepala Lembaga Sandi Negara Mayor Jenderal TNI Djoko Setiadi mengatakan (28/7) di Jakarta, potensi kejahatan dunia maya makin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Polisi Bongkar Kejahatan Cyber Crime, 2 tersangka Diciduk


MEDAN (Berita): Petugas Reserse Ekonomi Sat Reskrim Poltabes MS dibawah pimpinan Kasat Reskrim Kompol Gidion Arif Setyawan SiK berhasil membongkar kasus kejahatan dengan menggunakan fasilitas dunia maya (Cyber Crime), via media internet, di Bank Mandiri Jalan Cirebon Medan, Rabu, (19/11).
Dalam pengungkapan tersebut, selain berhasil menyita barang bukti1 lembar KTP a/n David William, 2 unit HP jenis Nokia, 1 lembar rekening Koran nomor 106-0005648319 pada Bank Mandiri a/n David William, 1 buah jam tangan, serta 1 unit computer yang digunakan tersangka, petugas Serse Ekonomi Sat Reskrim Poltabes MS juga berhasil meringkus dua tersangka di rumah makan Joko Solo Jalan Stadion Teladan Medan, Senin 17 November 2008.
Kedua tersangka yang hingga siang tadi masih dalam proses pemeriksaan di ruang pemeriksaan Unit Idik 5 Serse Ekonomi Sat Reskrim Poltabes MS tersebut masing-masing, Eben Nezer Ginting ST dan Dicky Hasudungan Silalahi alias David William.

Cyber Crime Asean Dikendalikan di Indonesia

NUSA DUA - Beberapa tindak kejahatan dunia maya atau cyber crime yang terjadi di kawasan Asean. Tak sedikit dikendalikan para pelaku yang bersarang di Indonesia.

Menurut Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Sutarman, dari penanganan sejumlah kasus dunia maya di kawasan Asean, didapati pelaku orang asing yang mengendalikan kejahatannya saat berada di Indonesia.

“Beberapa waktu lalu, beberapa pejabat di China menjadi korban teknologi dunia maya dengan nilai kerugian miliaran rupiah  dan dari penyelidikan diketahui pelakunya orang China yyang berada di Indonesia," ujar Sutarman saat jumpa pers usai pertemuan ke-8 Asean Ministerial Meeting on Transnational Crime ke-8 (AMMTC) di Hotel Grand Hyatt,  Nusa Dua, Bali, Rabu (12/10/2011).

Para pelaku tersebut, ada yang menetap atau tinggal di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Dari hasil penyelidikan dan penyidikan kasus dunia maya dengan korban para pejabat negera China itu, sebanyak 178 orang China ternyata sebagai pelakunya.

Dari aksi kejahatan mereka, mayoritas korbannya berasal dari China dan Taiwan. Tahun 2010 lalu, ratusan pelaku kejahatan itu tengan proses deportasi ke negara asalnya.

Polisi Gulung Pelaku Cyber Crime


Pengaduan seorang korban kejahatan cyber ke Mapolsekta Medan Baru akhirnya membantu polisi untuk menangkap empat tersangka pelaku cyber crime. Keempatnya, masing-masing PA, warga Jalan Kejaksaan Medan, IW, warga Tanjung Sari Medan, DW, warga Jalan Dr Mansyur Medan serta DD, warga Diski, diamankan polisi di Bandara Polonia, Medan, saat ingin makan malam, Selasa (25/5) sekitar pukul 22.00 WIB.
Korban yang merupakan warga Jakarta itu mengaku tertipu setelah dua unit sepeda merek Extreme yang dibelinya lewat internet kepada salah seorang tersangka tak kunjung tiba. Padahal, ia sudah melunasi pembayaran melalui bank.
Karena aksi penipuan ini, korban mengalami kerugian sebanyak Rp 22 juta. IW, DW dan DD mengaku merupakan karyawan yang bekerja di Warnet178 di Jalan Setia Budi Medan. Setelah dilacak warnet itu ternyata milik PA.
Modus operandi kejahatan para tersangka adalah dengan menjual barang fiktif secara online. Biasanya, pembeli yang tertarik diminta untuk mentransferkan uang sesuai harga beli barang ke nomor rekening tertentu. Untuk memuluskan aksinya, para tersangka membuat sebuah website dengan url: http://xtreme_motosport.ec51.com/ yang memajang berbagai jenis sepeda motor jenis motocross. Di website itu, tertera nama PT Extreme Motor Sport, dengan nama pemilik Permana Suryadi beralamat di Jalan Krakatau No 45 Medan.
Penyelidikan sementara yang dilakukan polisi, keempat tersangka sudah berulangkali melakukan penipuan dengan modus serupa. “Mereka sudah meraup keuntungan mencapai miliran rupiah,” kata Kapolsekta Medan Baru, AKP Yoris Marzuki, Rabu (26/5).
Dijelaskannya lagi, barang-barang yang mereka tawarkan umumnya sepeda motor jenis motocross, sepeda gunung dan barang-barang lainnya. “Sepeda Extreme yang harganya mencapai ratusan juga ditawarkan jauh di bawah harga jual toko. Setelah korban percaya, korban mentranfer uang ke rekening milik mereka, namun barang tidak juga kunjung dikirim,” ujar Yoris.
Yoris menduga masih banyak korban yang belum mengadu ke polisi. Ia mengimbau masyarakat yang tertipu untuk melapor ke Mapolsekta Medan Baru.

Bank Dunia Kebobolan, Cybercrime?


Apa jadinya jika Bank Dunia menjadi korban cybercrime?
Grup Bank Dunia pertama kali diberitahu mengenai adanya intrusi dari FBI di bulan September 2007 lalu, ketika pegawai pajak menyelidiki kasus cybercrime yang menyangkut transaksi di Johannesburg, Afrika Selatan. Fox News menyatakan bahwa kasus cybercrime Bank Dunia ini telah dimasukkan ke dalam memo internal dan dikirm ke pegawai Bank Dunia. Namun pihak Bank Dunia belum memberikan responnya.
Grup Bank Dunia yang bermarkas di Washington, D.C., bukanlah bank tradisional. Bank DUnia telah membangun International Bank for Reconstruction and Development dan International Development Association, juga menyediakan sumber vital dari keuangan dan teknikal untuk mengembangkan negara di seluruh dunia. Bank Dunia merepresentasikan sekitar 185 negara yang menjadi membernya dan menggelar kampanye tahunan anti kemiskinan seharga USD 25 triliun.